PENGALAMAN MENGATASI PERMASALAHAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN KELAS X DI SMA NEGERI 1 PURWAREJA KLAMPOK TAHUN PELAJARAN 2022/2023

  1. TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan best practice ini adalah meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah yang ada, memperoleh kemampuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran, membuat peserta didik lebih aktif dalam mencari solusi masalah secara berkelompok

  1. LATAR BELAKANG

“Beberapa peserta didik tidak fokus dalam kegiatan pembelajaran di kelas”. Ketika bersama teman satu kelompoknya,  peserta didik cenderung akan melakukan kegiatan yang mengganggu kegiatan pembelajaran seperti bercanda, mengobrol dan sebagainya. Peserta didik masih enjoy dengan sistem daring sehingga belum terbiasa dengan pembelajaran tatap muka, melalukan aktivitas belajar sesuai keinginan mereka tanpa mematuhi aturan yang ada (lost learning). Setelah dilakukan kajian analisis terhadap kajian literatur dan hasil wawancara, dikonfirmasi dengan observasi/ pengamatan dilakukan  diketahui bahwa penyebab beberapa peserta didik tidak fokus dalam kegiatan pembelajaran di kelas adalah

  1. Faktor internal dari peserta didik :
  • Masalah kesehatan
  • Intelegentsi
  • Beban pikiran di rumah
  • Tidak menyukai kegiatan pembelajaran dikelas
  • Tidak suka dengan mata pelajarannya
  • Pemalas dan tidak disiplin
  • Lebih suka bermain smartphone
  1. Faktor eksternal
  • Lingkungan keluaga yang tidak harmonis
  • Kurangnya sarana dan prasarana di sekolah untuk peserta didik
  • Guru belum mampu mentransfer materi dengan baik

 

Untuk menunjukkan praktik baik yang sudah dilakukan, berbagi pengalaman kepada orang lain tentang pembelajaran yang baik, memotivasi guru lain untuk berbuat yang terbaik bagi peserta didik. Sebagai guru, membuat desain pembelajaran inovatif dalam bentuk modul ajar dengan dilampiri bahan ajar sesuai tujuan pembelajaran, media pembelajaran yang menarik dan menggunakan teknologi, Lembar Kerja Peserta Didik, Evaluasi yang memenuhi kriteria HOTS, dan rubrik penilaian meliputi : assement diacnostic, asesment formatif dan asesmen sumatif. Kemudian guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan perangkat yang telah dibuat.

  1. TANTANGAN

Dalam pelaksanaan praktik, tantangan yang ditemui adalah fasilitas sekolah yang belum mendukung kegiatan pembelajaran, keterbatasan jumlah alat pembelajaran seperti LCD dan speaker yang belum terdapat di seluruh kelas, kondisi penerangan di kelas yang terkesan redup karena vegetasi di lingkungan sekolah dan cuaca mendung.

Peserta didik membutuhkan waktu yang melebihi batas yang ditentukan guru dalam kegiatan pembelajaran seperti pada saat kegiatan diskusi, presentasi dan pada saat evaluasi baik pretest maupun post test. Hal ini disebakan karena peserta didik belum terbiasa pembelajaran luring sehingga menunda-nunda dalam melakukan proses pembelajaran. Kemampuan guru yang terbatas dalam pengelolaan kelas, dan kurang tegas dalam mengkondisikan peserta didik.

Yang terlibat dalam kegiatan ini adalah :

  • Peserta didik, sebagai objek peserta didik diharapkan mampu menganalisis materi
  • Guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan alur kegiatan pada perangkat yang dibuat untuk mencapai tujuan pembelajaran
  • Kepala sekolah yang memberikan ijin pelaksanaan kegiatan Pratik Pembelajaran Lingkungan
  • Rekan guru dan kameramen yang membatu terlaksananya praktik dengan mengambil gambar maupun video.

 

  1. AKSI

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan:

  1. Koordinasi dengan Kepala Sekolah, untuk menghadapi tantangan yang dihadapi penulis melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah agar dapat mengantisipasi segala resiko yang dihadapi seperti faktor dari internal sekolah sendiri. Pentingnya koordinasi ini adalah karena Kepala Sekolah mampu mengarahkan dan membuat kebijakan yang membantu dalam kegiatan best practice.
  2. Wawancara dengan pakar. Pakar adalah guru senior dan rekan guru yang memiliki kemampuan lebih dibidang pendidikan karena sudah mengikuti pelatihan seperti guru penggerak dan sebagainya.
  3. Mengkaji Literatur baik dari buku maupun dari jurnal jurnal di internet
  4. Merumuskan solusi, merumuskan solusi dengan membuat perencanaan aksi yang matang dan efektif efisisen
  5. Menentukan waktu pelaksanaan aksi sesuai dengan hasil perencanaan.

 

           Strategi yang digunakan

Dari hasil analisis eksplorasi solusi dengan acuan kajian literatur serta hasil wawancara maka dapat disimpulkan solusi dari akar permasalahan ’kompetensi Guru dalam Mengelola Kegiatan Pembelajaran belum Maksimal’ adalah :

 

  1. Meningkatkan kemampuan pedagogik dengan mengikuti workshop, baik offline maupun online. Dengan kemampuan pedagogik yang baik, seorang guru akan mengantarkan kegiatan pembelajaran yang menarik yang dapat menfokuskan perhatian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
  2. Meningkatkan kemampuan penggunaan teknologi. Guru dan peserta didik pada masa sekarang ini harus lebih dekat dengan teknologi, mampu memanfaatkan teknologi. Oleh karenanya, seorang guru tentunya harus mampu menggunakan teknologi yang ada, seperti aplikasi-aplikasi yang berkembang. Aplikasi yang bagus dapat menstimulus partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
  3. Mengkolaborasikan model dan metode mengajar yang sesuai dengan kontent/ materi yang di ajarkan. Model dan metode pembelajaran yang cocok khususnya model pembelajaran student center , akan membuat peserta didik fokus terhadap pembelajaran.
  4. Guru harus mampu mengenali karakter Peserta Didik. Seorang Guru harus memahami karakter dan kemampuan peserta didik, dengan memahami karakter peserta didik guru dapat memberikan treatment-treatment yang cocok untuk mengatasi ketidakfokusan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Dari beberapa alternatif solusi di atas dapat disimpulkan pembelajaran yang dapat memusatkan perhatian dan fokus peserta didik adalah model pembelajaran kooperatif berbasis teknologi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran kooperatif berbasis teknologi

  1. Menyampaikan tujuan Pembelajaran serta memberikan brainstorming peserta didik dengan pertanyaan pemantik menggunakan tayangan powerpoint
  2. Penyajian informasi menggunakan video pembelajaran
  3. Mengatur siswa menjadi kelompok belajar menggunakan website https://bagikelompok.rf.gd/

https://wheelofnames.com.id/

  1. Membimbing kelompok belajar dengan LKPD
  2. Melakukan kegiatan evaluasi menggunakan spreadsheet atau wordwall
  3. Memberikan Penghargaan
  4. Melakukan refleksi dan membuat kesimpulan dengan padlet dan mentimeter

 

Dalam pelaksanaan pembelajaran inovatif menggunakan model pembelajajaran PBL (Problem based Learning) agar peserta didik mampu memecahkan masalah dengan mengerjakan LKPD yang diberikan guru. Media yang digunakan adalah powerpoint, untuk membantu menguraikan langkah pembelajaran, whatsapp grup untuk membagikan link posttest, video, modul dan LKPD. Aplikasi-aplikasi spereti google form, bagi kelompok untuk menarik perhatian peserta didik. LKPD yang membantu peserta didik berfikir kritis sehingga mampu memecahkan sebuah masalah. Teknik penilaian yang digunakan adalah penilaian profil pancasila, penilaian sikap, penilaian diacnostic, formatif dan sumatif.

Proses Kegiatan

Pertama-tama melakukan eksplorasi masalah peserta didik kemudian melakukan eksplorasi analisis penyebab masalah. Kedua menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah dengan sumber referensi yang terpercaya dan mendukung. Ketiga melakukan perencanana/desain pembelajaran inovatif untuk persiapan aksi. Perencanaan yang dibuat berupa perangkat pembelajaran dikonsultasikan ke dosen dan guru pamong agar perencanaan efektif dan efisien. Keempat melakukan aksi praktik pembelajaran yang sesuai dengan perangkat yang telah dibuat, mulai dari kegiatan awal yang meliputi pembukaan doa, absensi, pengkondisian peserta didik, dan apresepsi. Kegiatan inti mengkoordinasikan kelas melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintak model pembelajaran PBL, dimana peserta didik ditanyangkan sebuah video berupa permasalahan sistem ekonomi indonesia dari masa ke masa, kemudian mengkoordinasikan peserta didik dengan membuat kelopok, membimbing kelompok dalam penyelidikan mengunakan LKPD, mendorong peserta didik menyajikan hasil karya, dan melakukan analisis serta evaluasi kegiatan pemecahan masalah. Kegiatan penutup dengan melakukan refleksi bersama peserta didik, membuat kesimpulan dengan peserta didik, menyampaikan tugas dan membahas gambaran materi pertemuan selanjutnya kemudian menutup dengan doa dan salam. Yang terlibat dalam aksi praktik pembelajaran lapangan adalah, guru, peserta didik dan kameramen serta OB sekolah. Sumber daya yang digunakan adalah sarana dan prasarana berupa LCD, Speaker, Android, Laptop, kamera, tripod, proyektor, papantulis, dan alat tulis lainnya. Software yang digunakan, video youtube, google form, aplikasi bagi kelompok, wa grup, powerpoint,pdf dan word. Materi dari  modul dan sumber internet.

 

  1. Refleksi Hasil dan dampak

Dampak dari praktik baik ini adalah Perubahan yang terjadi pada tingkah laku peserta didik, ketrampilan berpikir kritis dilihat dari hasil analisis pada LKPD, mampu menggunakan teknologi dengan baik, karakter peserta didik yang mengalami perkembangan yaitu karakter kepribadian, bekerja sama dan mandiri. Praktik ini efektif karena adanya peningkatan kemampuan peserta didik dari sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran, dari hasil posttes terlihat nilai yang ditunjukkan mengalami peningkatan dan sebagian besar peserta didik melampaui kriteria ketuntasan minimal.

Dari hasil wawancara dengan rekan guru, aksi ini sangat menginspirasi guru-guru lain untuk ikut serta melaksanakan pembelajaran inovatif. Dari hasil wawancara dengan peserta didik, peserta didik senang mengikuti pembelajaran inovatif sehingga selama proses pembelajaran mereka merasa bahagia dan bersemangat selama proses pembelajaran.

Yang mendorong keberhasilan dari aksi ini adalah, fasilitas lengkap, perangkat lengkap, perangkat disusun secara operasional dengan arahan dan bimbingan dari dosen dan guru pamong, persiapan yang matang, dukungan dari semua pihak. Untuk mengajar dengan baik perlu menganalisis permasalahan yang dialami siswa, menganalisis solusi, membuat perencanaan yang baik dan matang, serta melaksanakan sesuai dengan perencanaan.

 

PENUTUP

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

  1. Pembelajaran inovatif dengan model Problem Based Learning layak dijadikan pembelajaran berorientasi TPAC dan HOTS karena dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis dan memecahkan masalah.
  2. Dengan disusunnya Modul Ajar Inovatif yang sistematis dan cermat, pembelajaran tidak hanya berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan TPAC, literasi dan kecakapan abad 21
  3. Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning peserta didik lebih fokus dalam pembelajaran.

 

Penulis :  Abdul Rofiq, S.Pd. (Guru PJOK)