IDULADHA | Sekelumit Kisah Heroik Yang Sesungguhnya

Dipublikasikan oleh DeRa pada

Smansa Perjaka, Banjarnegara  | Heroisme, sebuah jargon yang melambangkan kepahlawanan, keberanian, sekaligus keteguhan dalam memegang prinsip kebenaran yang diyakini.

Hal ini mustahil ditemukan pada karakter pragmatis yang mengutamakan kepentingan pribadi lebih dari kepentingan publik. العاب القمار

Profil heroisme selalu menginspirasi anak zaman dalam bentangan sejarah. مراهنات سباق الخيل Tak banyak jumlahnya, tetapi eksistensi mereka melebihi usia sejarah itu sendiri.

Tinta emas dan khazanah dalam berbagai karya akan selalu mencatatkan kisah-kisah mereka laksana mata air yang tak pernah kering.

Dalam kacamata Islam, profil heroisme lahir sejak Nabi Adam hadir ke muka bumi. كيف تلعب روليت Kemudian dilanjutkan oleh para Nabi berikutnya yang terus bergelut dengan gejolak umat yang menjadi lahan dakwahnya.

Di antara keindahan jejak para Nabi tersua sebuah nama indah: Ibrahim Alaihissalam. كيفية لعب البوكر Darinya terpancar mozaik kisah yang menggugah kedalaman nurani manusia. bet365 arab مواقع المراهنات العالمية

Ibrahim, seorang pemuda gagah yang senantiasa mengolah daya pikirnya atas kejanggalan-kejanggalan dalam tradisi kaumnya.

Lalu, dengan segala daya upayanya ia tampil mengajak kaumnya untuk memurnikan logika dan hati mengarah pada satu wujud yang Esa dan hakiki. Dialah Allah Swt.

Tak banyak manuver apalagi “pansos” (meminjam istilah kekinian) Ibrahim mengajak kaumnya untuk berpikir visioner.

Maka, ketika Allah Swt. menitahnya untuk melakukan penyembelihan pada putra tercintanya, Sang Nabi menuntaskan tugas tersebut dengan paripurna. Sempurnalah ia dalam ketundukan tanpa batas.

Dari pengorbanan Ibrahim, pelajaran apakah yang dapat kita petik?

Yang jelas, pengorbanan takkan berhitung dengan apapun karena pengorbanan adalah sebuah bentuk cinta, bentuk keutamaan pemuliaan nilai-nilai tertinggi.

Ibrahim serta Ismail, putranya, adalah permata dalam sketsa perjalanan spiritual kemanusiaan sepanjang sejarah hidup manusia.

Lalu, mampukah kita meneladaninya?

Happy Iduladha …!


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *