Upaya Meretas Kendala dalam PJJ

Dipublikasikan oleh DeRa pada

Smansa Perjaka, Banjarnegara – Pandemi Covid 19 yang sampai saat ini masih terus berlangsung memberi dampak tersendiri pula dalam dunia pendidikan. Tak dapat dipungkiri bahwa perubahan format belajar dari tatap muka menjadi moda daring ( online ) membawa konsekuensi tersendiri di dalamnya. لعبة عجلة النقود اسرار لعبة البوكر

Termasuk dalam interaksi belajar mengajar yang seharusnya terjadi seringkali terkendala oleh banyak hal, seperti masalah kuota, kendala sinyal, hingga ketiadaan telepon genggam atau piranti teknologi lainnya yang menjadi prasyarat utama dalam moda daring ini. موقع المراهنات على المباريات

Berbicara mengenai PJJ (pembelajaran jarak jauh) ini, kita pun dihadapkan dengan kendala nonteknis lainnya atau lebih tepatnya kendala psikologis para peserta didik di lapangan. Kerap kali dijumpai sejumlah siswa yang abai terhadap model pembelajaran daring ini karena berbagai faktor. شرح بوكر

Faktor dukungan orang tua dan keluarga, faktor pengaruh lingkungan, serta rendahnya minat atau motivasi siswa dalam belajar. Guna mengatasi kendala teknis dan nonteknis tersebut, sekolah berinisiatif melakukan berbagai hal untuk menjembatani hal tersebut.

Sebutlah misalnya undangan sekolah untuk para siswa melakukan pertemuan dengan wali kelasnya masing-masing atau sekolah mengupayakan kunjungan rumah (home visit) sebagai upaya membuka komunikasi dengan orang tua sekaligus. كيفيه لعب البوكر

Home visit menjadi penting manakala peserta didik ditengarai tidak pernah terlibat aktif dalam pembelajaran berdasarkan laporan dari sejumlah guru mata pelajaran.

Wali kelas dalam hal ini berkoordinasi dengan tim BK (bimbingan konseling) untuk melakukan home visit dengan maksud menggali informasi akurat tentang kendala peserta didik dalam pembelajaran.

Dengan demikian, informasi yang tidak benar seputar siswa tersebut menjadi terkoreksi dalam kegiatan home visit ini. العاب مقابل المال

Tentu saja, mengingat tempat tinggal siswa tersebar dalam berbagai wilayah yang cukup luas, sekolah perlu memprioritaskan siswa yang benar-benar membutuhkan bimbingan lebih lanjut sehingga tenaga dan pemikiran guru dapat terkonsentrasi dalam penanganan masalah tersebut.

Sejatinya inilah hakikat pendidikan, menyentuh semua ranah dalam diri seorang siswa, baik ranah kognitif, psikomotor, hingga afektif. Di sini pula sekolah harus mampu memainkan peran strategisnya untuk membantu masyarakat dengan memberikan pelayanan pendidikan sebaik mungkin. Maju terus pendidikan Indonesia.

Kategori: Artikel

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *